Selasa, 18 Maret 2014



El Nino..
Ketika  berhasil keluar dari kepompong dan terbang dengan kepak sayap kecil dari perjuangan puasa yang lama. Metamorfosis yang perlu lebih besar tenaga dari orang lain. Silau sebentar saat cahaya matahari pagi membangunkan mata dan mulai menjadikan jelas Warna bunga-bunga. Aroma nektar yang begitu menggoda. Semakin tampak indah dari atas.
Pertama kali sinar matahari menyapa hangat. Udara yang tadinya semilir ramah, pelan tapi semakin keatas berubah liar dan kencang. Juga panas hingga rasanya seperti membakar sayap-sayap ini. Ada juga yang terbang tidak beraturan dan membentur sayapku untuk jatuh.
El Nino..
Cuaca panas dan membakar, penuh debu hingga harus hati-hati membuka mata dan membuat lelah luar biasa daripada diam dan berpuasa panjang sebelumnya.
                                                                                      -niez eonni
Could i force to deny?
Tuhan, Engkau Al Jabbar, Maha Memaksa..
Tapi juga Al Hakim, Maha Bijaksana.
Maka Percaya adalah satu-satunya cara. Karena bergantung pada usaha sendiri tanpa melibatkan Mu, aku pasti akan lebih banyak terluka.
                                                                                      -niez eonni
Nobody to miss. Ketika jauh dan terlebih lagi ketika ada di hadapan.
                                                                                      -niez eonni
Bukan kamu, tapi jejak mu..masih.
Jika hujan, air menggenang disitu, di cekungan jejakmu.
Dan jika cerah, panas matahari membuat fatamorgana air di cekungan itu juga.
                                                                                                -niez eonni
Berada disisimu dulu, bukannya bisa mengubah hujan jadi cerah. Tapi setidaknya kau bisa menggenggam tanganku agar hangat sembari menunggu hujan reda. Kau bisa membunuh sepi dengan cerita. Miss you much, my close friends!
                                                                                                -niez eonni
Kita seperti Milli dan Nathan. Bertemu tapi tidak untuk bersatu. Berdekatan denganmu memang sakit tapi menjauh lebih sakit lagi. Terluka tapi bukan kita yang saling menyakiti. Dan aku baru sadar sekarang. Ini kebetulan meskipun semua yang terjadi pasti ada ijin dari Tuhan. Cerita kita berbeda dan hanya bertemu di salah satu judul dalam sub bab. Endingnya tetap sendiri-sendiri meskipun aku pernah berharap kamu lah resolusiku dan tadinya aku berpikir akulah yang selalu terlambat dan tidak pernah mencoba menahanmu. Tapi ternyata aku memang benar-benar terlambat untuk sadar jika ini sudah tepat. Aku yang terlambat mengerti. Dan aku juga yang terlambat berhenti.
                                                                                                -niez eonni