El Nino..
Ketika
berhasil keluar dari kepompong dan terbang dengan kepak sayap kecil dari
perjuangan puasa yang lama. Metamorfosis yang perlu lebih besar tenaga dari
orang lain. Silau sebentar saat cahaya matahari pagi membangunkan mata dan
mulai menjadikan jelas Warna bunga-bunga. Aroma nektar yang begitu menggoda.
Semakin tampak indah dari atas.
Pertama kali sinar matahari menyapa hangat. Udara
yang tadinya semilir ramah, pelan tapi semakin keatas berubah liar dan kencang.
Juga panas hingga rasanya seperti membakar sayap-sayap ini. Ada juga yang
terbang tidak beraturan dan membentur sayapku untuk jatuh.
El Nino..
Cuaca panas dan membakar, penuh debu hingga harus
hati-hati membuka mata dan membuat lelah luar biasa daripada diam dan berpuasa
panjang sebelumnya.
-niez
eonni
Could i force to deny?
Tuhan, Engkau Al Jabbar, Maha Memaksa..
Tapi juga Al Hakim, Maha Bijaksana.
Maka Percaya adalah satu-satunya cara. Karena
bergantung pada usaha sendiri tanpa melibatkan Mu, aku pasti akan lebih banyak
terluka.
-niez
eonni
Nobody to miss. Ketika jauh dan
terlebih lagi ketika ada di hadapan.
-niez
eonni
Bukan
kamu, tapi jejak mu..masih.
Jika
hujan, air menggenang disitu, di cekungan jejakmu.
Dan
jika cerah, panas matahari membuat fatamorgana air di cekungan itu juga.
-niez eonni
Berada disisimu dulu, bukannya bisa mengubah
hujan jadi cerah. Tapi setidaknya kau bisa menggenggam tanganku agar hangat
sembari menunggu hujan reda. Kau bisa membunuh sepi dengan cerita. Miss you
much, my close friends!
-niez
eonni
Kita seperti Milli dan Nathan. Bertemu tapi
tidak untuk bersatu. Berdekatan denganmu memang sakit tapi menjauh lebih sakit
lagi. Terluka tapi bukan kita yang saling menyakiti. Dan aku baru sadar
sekarang. Ini kebetulan meskipun semua yang terjadi pasti ada ijin dari Tuhan.
Cerita kita berbeda dan hanya bertemu di salah satu judul dalam sub bab.
Endingnya tetap sendiri-sendiri meskipun aku pernah berharap kamu lah resolusiku
dan tadinya aku berpikir akulah yang selalu terlambat dan tidak pernah mencoba
menahanmu. Tapi ternyata aku memang benar-benar terlambat untuk sadar jika ini
sudah tepat. Aku yang terlambat mengerti. Dan aku juga yang terlambat berhenti.
-niez
eonni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar